Oleh Edwan Muhammad Aditya
Perhelatan pemilihan kepala daerah ( Pilkada ) serentak di Indonesia akan dilaksanakan pada 23 September mendatang.
Untuk Kalimantan Selatan, selain pemilihan gubernur, ada enam kabupaten/ kota yang melaksanakan pilkada, yakni Banjarmasin, Banjarbaru, Kabupaten Tanah Bumbu, Kabupaten Kotabaru, Kabupaten Hulu Sungai Tengah ( HST ), Kabupten Balangan.
Dari mereka yang ikut pilkada pada 23 September mendatang, ada empat petahana dipastikan maju, Ibnu Sina ( Walikota Banjarmasin ), Nazmi Adani ( Walikota Banjarbaru ), Sayed Ja’far ( Bupati Kotabaru ), dan Ansharuddin ( Bupati Kabupaten Balangan ).
Sementara itu, untuk gubernur, sang petahana Sahbirin Noor sudah dipastikan kembali berlaga di pilkada tahun ini.
Dari semua daerah yang melaksanakan pilkada, saya tertarik menyoroti pilkada di Banjarmasin.
Adalah Ibnu Sina, walikota sekarang. Politisi PKS itu dipastikan maju Pilkada Banjarmasin, hanya saja partai mana saja yang mendukung belum jelas, dan siapa pendampingnya.
Pada pilkada 2015 lalu, Ibnu Sina berpasangan dengan Hermansyah, dan menang.
Dan politisi PDIP itu juga menyatakan bakal maju. Intinya, Ibnu Sina pecah kongsi dengan Hermansyah.
Tidak hanya Ibnu Sina, Hermansyah, ada sejumlah nama yang bakal meramaikan pilkada tahun ini, sebut saja H Yuni Sulaiman putera almarhum tokoh Banua Sulaiman HB, Habib Banua, Ananda, Wakil Ketua DPRD Kota Banjarmasin dari Partai Golkar, M Yamin, Wakil Ketua DPRD Kota Banjarmasin dari Partai Gerindra, Hajjah Karmila puteri mantan Walikota Banjarmasin,Muhidin, yang kini menjadi Wakil Ketua DPRD Kalimantan Selatan dari PAN.
Dari sejumlah nama yang kabarnya maju pilkada, hanya PAN yang bisa mengusung calonnya sendiri, karena jumlah perolehan kursi memenuhi persyaratan, yakni 9 kursi.
Berdasarkan hasil pemilu 2019 lalu, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mendapat 5 kursi, Partai Gerindra 6 kursi, PDIP 5 kursi, Partai Golkar 6 kursi, Partai NasDem 1 kursi, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 5 kursi, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 2 kursi, Partai Amanat Nasional (PAN) 9 kursi, Partai Demokrat 5 kursi, Partai Bulan Bintang (PBB) 1 kursi.
Jika PKS kembali mengusung Ibnu Sina, maka harus berkoalisi dengan partai lain, misal dengan Partai Gerindra untuk mencukupi persyaratan ikut pilkada .
Berdasarkan ketentuan yang ada dari jumlah anggota DPRD Kota Banjarmasin, seorang bakal calon harus memiliki 9 kursi.
Jika dilihat dari perolehan suara, hanya PAN yang bisa mengusung calonnya sendiri tanpa harus koalisi.
Hingga sekarang belum ada kepastian siapa yang mengusung Ibnu Sina, dan berpasangan dengan siapa? Tidak jelas.
PKS pengusung Ibnu Sina pada pilkada 2015 lalu hingga kini belum ada membuat pernyataan resmi kembali mengusung dan berkoalisi dengan partai apa?
Selama menjadi walikota, Ibnu Sina banyak memperoleh prestasi, salah satunya, kota ini mendapat tropi Adipura.
Dan tentu sederet prestasi lainnya.
Dibanding walikota lainnya, Ibnu Sina punya cara sendiri untuk lebih dikenal masyarakat. Dalam kurun waktu tertentu Ibnu kerap keliling kampung dengan sepedanya sambil berdialog dengan masyarakat yang ditemuinya.
Ibnu tentu tidak sendiri, tapi ditemani sejumlah stafnya.
Hal yang tidak dilakukan walikota sebelumnya, Ibnu Sina kerap menjadi khotib pada sholat Jumat, dan pada sholat subuh berjamaah.
Untuk merebut hati masyarakat pada pilkada nanti, prestasi yang diraih sekarang belum cukup. Ibnu harus mengimbanginya dengan sering turun kebawah. Menyapa masyarakat secara langsung. Mumpung waktu masih tersisa enam bulan lagi.
Jika tidak, maka peluang terpilih kembali menjadi walikota cukup berat diraih.
Karena lawan politiknya, perlahan tapi pasti sudah melakukan ” gerilya”.
Termasuk dua pasangan bakal calon independen yang berkasnya saat ini sedang diverifikasi KPU Kota Banjarmasin.
Discussion about this post