MARTAPURA aktualkalsel.com–Setelah heboh terjadinya keracunan masal menu makanan bergizi gratus (MBG) di tiga sekolah di Martapura, Kalimantan Selatan, terungkap fakta tambahan yang berkembang selama sepekan paskaperistiwa Rabu 9 Oktober 2025 tersebut.
1. Sehari setelah peristiwa yang menyebabkan kebih seratus pelajar dirawat di rumah sakit pihak Dinas Kesehatan Kab Banjar merilis hasil uji laboaratorium bahwa ada ada kandungan nitrit pada menu nasi kuning udan buah melon.
2. Sepekan kemudian data hasil lab lanjutan disampaikan kepada wartawan bahwa dari sampel yang diteliti dari dapur MBG di Tungkaran terdapat kandungan ambang batas E.coli dalam air seharusnya nol per 100 mililiter, namun hasil pemeriksaan air di SPPG Tungkaran menunjukkan angka 265, sehingga sudah tidak layak untuk pemgolahan makanan.
3. Selain itu, uji mikrobiologi juga dilakukan terhadap sejumlah menu MBG yang dikonsumsi para siswa, yakni nasi kuning, ayam suwir, tempe orek, sayur, dan potongan melon. Dan juga ditemukan kandungan bakteri dalam jumlah tidak normal. Ambang batas 1,1 faktanya di atas itu.
4. Akibat MBG bermasalah di Martapura itu, pihak lembaga Ombustman setempat nelakukan cek ke sejumlah dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Banjar. Hasilnya dari 16 dapur, banyak yang belum memiliki Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS).
5. Mengutip dari banjarmasin.co.id, menyusul kasus ini dapur di Tungkaran, Martapura yang menyuplai MBG di sekolah terkena keracunan masal tersebut ditutup untuk sementara.
Menurut penjelasan di laman Alodokter E.coli adalah jenis bakteri yang seseorang dapat terpapar bakteri E. coli berbahaya karena mengonsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi hingga menimbulkan gejala berupa sakit perut, diare, mual, dan muntah. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri E. coli ini akan berdampak lebih parah jika terjadi pada anak-anak dan lansia. (uumsr/ilustrasi net)




















