INI salah satu makanan khas yang dijual di Pasar Kuliner Amuntai yang digelar hanya setiap Rabu malam di pasar kota tersebut: apam atau surabi.
Kalau surabi yang biasa kita makan menggunakan sendok, lmaka tidak demikian dengan apam yang dijual di sebuah warung pasar yang buka mulai senja hingga malam sekali sepekan.
Selalu penuh pembeli, acil penjual apam ini tidak akan menyediakan sendok untuk pesanan apam putih nya. Semua pembeli sudah paham cara menikmatinya tanpa sendok yaitu dengan cara ‘merabit’ atau merobek sesuai selera kue tersebut kemudian mencocolkannya ke gula merah (gulmer) yang dimasak dengan kekentalan mirip vla.
Vla gulmer tersebut dituangkan di samping apam yang disajikan di piring kecil.
“Karena gulmer nya kental jadi ga pake sondok menikmatinya,” ujar si acil pendagang.
Istimewanya, apam buatan acil ini rasanya tawar tanpa ada muncul rasa asam permentasi ragi yang menjadi campuran bahannya. Terasa sedaap ketika bertemu di lidah dengan vla gulmernya.
Bentuknya pun tipis dengan tekstur rongga, sehingga mudah untuk dirabit atau dirobek sebelum dicocol. Sesuai julukannya apam barabit.
Kuliner yang satu ini cukup masyhur di pasar malam mingguan tersebut. Bila kita kerepotan menemukannya, bisa bertanya kepada pedagang lain maka ajan ditunjukkan di pojok mana si acil membakar kuenya.
Walau sudah masyhur tetapi pengunjung pasar tidak bisa menemukan apam barabit yang satu ini, karena si acil datang dari kampung cukup jauh yaitu Alabiu.
“Berjualan di sini Rabu lama saja,” ujarnya. Uumsri
Discussion about this post