BANJARMASIN–Kasus seorang ayah kandung terhadap menjual anak gadisnya yang masih di bawah umur sebagai ‘budak nafsu’ di Banjarbaru, dirasakan sejumlah aktivis perempuan dan perlindungan anak di Kalsel sebagai tragedi yang sangat memprihatinkan.
Apalagi, Bunga 16 th –bukan nama sebenarnya– saat ini mengalami tekanan psikis dan trauma.
“Kita berharap anak kita Bunga yang menjadi korban bisa mendapatkan penanganan psikologis nya maupun secara medis oleh lembaga dan dinas yang terkait agar membantu pemulihannya,” ujar Ketua Forum Komunikasi Wilayah (Forkomwil) Partisipasi Publik untuk Kesejahteraan Perempuan dan Anak (Puspa) Kalsel , Yeni Mulyani kepada aktualkalsel.com di Banjarmasin.
Pristiwa menghebohkan warga Banjarbaru khususnya dan Kalsel umumnya itu kini menjadi kasus hukum yang ditangani kepolisian Banjarbaru sejak awal Oktober 2018.
“Tentu kita juga sangat berharap penegakan hukumnnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku oleh pihak berwajib, walaupun pelaku adalah ayah korban,” ujarnya.
Yeni menganggap kasus kasus seperti ini di masyarakat boleh jadi bagai fenomena ‘gunung es’ yang tampak kecil di permukaan padahal di dasarnya mencair sampai banjir.
“Banyak faktor yang mempengaruhi tidak terungkapnya kasus seperti ini, ada yang merasa malu, merasa terintimidasi, dan faktor lemahnya secara ekonomi dan pendidikan,” ujarnya.
Yang jelas, ujarnya, Forkomwil Puspa, terus berperan aktif mensosialisasikan dan menyuarakan hentikan semua kekerasan seksual terhadap perempuan sesuai dengan misi forum ini yaitu ‘stop kekerasan terhadap perempuan dan anak’.
Sementara itu, ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kalsel Intan Baiduri Evy Nurmina juga menyebutkan keprihatinan serupa.
“Tentu saja kami sangat prihatin dan sedih,” ujarnya.
Yang penting, menurutnya, untuk pencegahan ke depannya, mutlak harus ada pendidikan agama yang baik bukan hanya terhadap anak juga seluruh anggota kekuarga.
“Dasar agama sebagai benteng terkuat dan pendidikan sebagai landasan moral teramat penting serta kepedulian keluarga terdekat diharapkan dapat mencegah tindakan yang negatif,” jelas Evy Nurmina. UmiSri
Discussion about this post