BANJARMASIN, AKTUAL – Zairullah Azhar, salah satu tokoh di Kalimantan Selatan mengungkapkan, dirinya sering disebut “ orang gila”, karena keikhlasannya mengasihi anak yatim yang diasuhnya dari kecil hingga dewasa.
“ Saya sering dibilang orang gila, termasuk tetangga saya,” kata Zairullah, bupati pertama Kabupaten Tanah Bumbu dan mantan Ketua Komisi VII DPR RI.
Sekadar diketahui, setelah purna tugas dari bupati Tanah Bumbu dan anggota DPR RI, Zairullah kini lebih memfokuskan diri di dunia pendidikan dengan mengelola sejumlah kampus di Banjarmasin, Tanah Bumbu, dan Banjarbaru. Kampus tersebut diantaranya STIKES Darul Azhar Tanah Bumbu, STMIK Indonesia Banjarmasin, STIENAS Banjarmasin, AKPARNAS Banjarmasin, dan STIA Bina Banua Banjarmasin, ATPN Banjarbaru.
Kenapa dikatakan “orang gila”? Karena, kata Zairullah, anak yatim yang diasuhnya semua diberikan pendidikan dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi, mulai jenjang strata S1 hingga S2. “ Tetangga saya sering bilang bungul banar Zairullah nih menggaduh anak-anak yatim nang sudah ganal. Dikuliahkan pulang. Bahkan banyak yang sudah dikawinkan,” ungkap Zairullah.
Selain kuliah, anak- anak yattim Zairullah juga sebagian ada yang sudah sudah bekerja di kampus yang dikelola ketua DPW PKB Kalimantan Selatan itu.
Naning, salah satu anak asuhnya di Istana Anak Yatim Darul Azhar, yang kini bekerja sebagai staf keuangan di STIENAS Banjarmasin sangat beterimakasih dengan Zairullah. “ Saya pribadi dan kawan-kawan sangat berterima kasih dengan ayah, Pak Zairullah, yang sudah membesarkan kami hingga sekarang bisa jadi orang,” kata Naning yang kini tercatat sebagai mahasiswa S2 STIA Bina Banua Banjarmasin.
Tidak hanya Naning, ada sekitar 32 anak Istana Darul Azhar disekolahkan ke S2.
Ayah, ungkap Naning, menyayangi semua anak yatim sama seperti anakknya. Bahkan mungkin lebih.
Dan, belum lama ini, Zairullah kembali mengawinkan anak asuhnya Mahyuddin dan Yantie Norlita, yang keduanya merupakan anak asuhnya.
“ Senang rasanya melihat mereka bahagia,” katanya.
Sejak berdiri Istana Anak Yatim, awalnya ada 2.000 orang anak yatim yang diangkat menjadi anak. Mereka menjalani pendidikan mulai dari Taman Kanak-kanak hingga perguruan tinggi di Istana Anak Yatim.
Kala itu ada 1.000an anak yatim lainnya yang tersebar di sejumlah daerah seperti Kota Banjarmasin dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah di Kalimantan Selatan, maupun di Jember, Jawa Timur.
Istana anak yatim dibangun pada 2004 dan merupakan bangunan megah layaknya sebuah istana.
Dengan luas lahan mencapai delapan hektar, komplek asrama dan pusat pendidikan ini memiliki asrama megah berlantai tiga di bagian belakang, dilengkapi fasilitas pendidikan dari TK, SD-Ibtidaiyah sampai SMA-Aliyah, plus perguruan tinggi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES).
Sejak 1982, ketika masih menjabat Kepala Dinas Kesehatan Banjarmasin, Zairullah mulai menjadi orang tua angkat bagi sejumlah anak yatim. Kosekuensinya adalah sebagian besar penghasilannya habis untuk membiayai anak yatim.
“Saya beruntung mempunyai keluarga yang mau mengerti, sabar dan mendukung apa yang saya yakini akan memberikan berkah nantinya i,” demikian Zairullah.
SKR
Discussion about this post