BANJARMASIN, AKTUAL —Jahe, rempah dengan rasa hangat sedikit pedas getar, mulai unjuk harga di pasaran Kota Banjarmasin. Untuk satu kilogramnya di pasar induk bahkan ada yang menjual dengan harga rp 80 ribu.
“Itu pun dengan kualitas rendah,” ujar seorang ibu di Pasar Antasari Banjarmasin sambil menunjukkan jahe yang dibelinya, Selasa 3 Maret 2020. Biasanya rempah ini dengan kualitas sama perkilonya tidak lebih dari rp 59 ribu.
Sedangkan jahe dengan ukuran besar dan kualitas baik yang umumnya digunakan untuk bahan minuman rebusan atau jamu, mulai langka dan harganya pun bisa lebih mahal.
Jahe yang dijual kebanyakan bongkah kecil seukuran tidak lebih dari jari telunjuk, kondisinya pun tidak segar. Naiknya harga rempah yang satu ini dampak dari semakin meningkatnya permintaan pasar setelah munculnya penjelasan kalangan ahli kesehatan bahwa bila dikonsumsi jahe salah satu dari tiga rempah yang mampu mencegah virus corona. Dua rempah lainnya adalah kunyit dan temulawak.
Ramainya pemberitaan virus corona yang dinyatakan presiden sudah ‘masuk’ di Indonesia ini berdampak bukan hanya masker yang sekarang mengalami kenaikan harga, bahan rempah jahe pun bagai tak mau ketinggalan.
Walau demikian, kenaikan permintaan jahe berkaitan dengan wabah virus mematikan itu, masih belum signifikan namun diperkirakan pada beberapa hari ke depan akan semakin dilirik konsumen. Ini mengingat dari tiga rempah yang disebut ahli kesehatan tadi, rasa, aroma dan kandungan khasiat jahe adalah yang paling akrab dengan masyarakat. Terbanyak jahe dikonsumsi sebagai minuman penghangat dikenal dengan sajian wedhang jahe. UumSri
Discussion about this post