BANJARMASIN aktualkalsel.com–Pasangan pengantin berbahagia itu baru saja meninggalkan pelaminan untuk memulai berlenggok di lantai dansa. Diiringi tepuk tangan ratusan undangan istimewa mereka. Inilah pesta pernikahan di satu provinsi di Irak yang kemudian disebut media sebagai paling tragis di dunia.
Tiba tiba Revan, pengantin pria, menengadah mencari asal suara gemeretek di plafon aula berlangsungnya pesta pada Sabtu 30 September 2023 malam. Bunyi yang menerbitkan rasa gelisahnya. Belum sempat melanjutkan ayunan kakinya, dia melihat ada benda yang meleleh di langit-langit bersamaan dengan bunyi kembang api yang menjadi bagian dari momen pernikahannya bersama sang kekasih, Haneen.
Dalam hitungan detik pesta meriah berubah menjadi bencana maut. Api cepat berkobar, membakar bagian plafon sehingga menjadi ilat ilat api yang kemudian memanggang lebih seratus undangan yang terjebak.
Teriakan histeris sangat memilukan menggema. Ada yang bethasil lolos dan selamat, dan ada sekitar seratus lagi yang harus menjalani pertolongan medis di rumah sakit, termasuk ayahanda Haneem yang dinyatakan kritis.
“Di tengah api berlobar saya menyeret Haneen menuju pintu dapur untuk keluar. Berat sekali karena gaunnya menjebak kakinya,” ujar Revan menceritakan perjuangannya menyelamatkan pengantin wanitanya seperti dikutip tempo.com dari Sky News yang mewawancara.
Haneen selamat walau kakinya cidera serius karena terinjak injak saat bencana terjadi, tetapi ayahnya dalam komdisi kritis sementara sang ibu, saudara lelakinya serta keluarga dekat berjumlah sepuluh orang tidak bisa diselanatkan. Juga orangtua Revan, saudara serta kerabatnya ada 15 orang yang meninggal bersama lebih seratus undangan lainnya.
Kedua mempelai kehilangan anggota keluarga setelah kebakaran terjadi di dalam aula pernikahan di provinsi Nineveh di Irak utara itu.
Dalam wawancara dengan Sky News, yang dikutip tempo.com itu Revan mengatakan Haneen tidak dapat berbicara setelah kehilangan sepuluh anggota keluarganya, termasuk ibu dan saudara laki-lakinya. Ayahnya masih dalam kondisi kritis.
“Memang benar kami duduk di sini di depan Anda hidup-hidup. Tapi di dalam batin, kami sudah mati. Kami mati rasa. Kami sudah mati di dalam,” katanya dalam wawancara video.
Kini pengantin baru yang sangat berduka itu berencana untuk meninggalkan kota mereka sebagai upaya mengobati traumatik luar biasa ini. Setelah pesta pernikahan mereka berlanjut dengan pemakaman panjang para undangan, termasuk keluarga inti mereka.(uumsri/foto net)
Discussion about this post