BANJARMASIN, AKTUAL — Masih ingat dengan Ir. Muslih, mantan Direktur Utama PDAM Bandarmasih?
Setelah tidak lagi menjabat jadi orang nomor satu di jajaran PDAM Bandarmasih, dia diundang hampir seluruh PDAM di Indonesia untuk memberikan pelatihan dan pengalamannya dalam mengembangkan air bersih.
Kebiasaan keliling Indonesia, terhitung Januari 2020, Muslih tidak sesering dulu keluar daerah untuk memberikan pelatihan.
Pasalnya mantan wakil ketua Perpamsi itu sekarang bergabung dengan Moya Indonesia Holdings Pte. Ltd yang menjadi induk bagi lima perusahaan pengelolaan air swasta di Indonesia.
” Alhamdulillah saya direkrut Moya, untuk mengawasi proyek-proyek besar air bersih yang bekerja sama dengan pemerintah daerah atau PDAM setempat. Misal pengolahan air minum di Semarang Barat,” katanya, Muslih, Sabtu ( 7/3/2020 ).
Menjadi bagian dari Mayo bagi Muslih tidak disangka sebelumnya.
Dia menceritakan, suatu ketika dia ditelepon oleh seseorang dari petinggi Mayo, dan menyatakan ingin mengajaknya bergabung di perusahaan penyedia air bersih terbesar di Indonesia.
Tawaran tersebut tidak serta Merta diterimanya. Karena ada beberapa hal yang harus menjadi pertimbangan, diantaranya masalah keluarga, karena Muslih jika bergabung di Mayo harus menetap di Jakarta.
Pertimbangan lainnya, jelas Muslih, dia pernah ditangkap KPK dan menjalani hukuman dengan tuduhan terlibat kasus korupsi rencana penyertaan modal Pemko Banjarmasin ke PDAM.
Dalam kasus ini, tidak ada kerugian negara sepeserpun dan dana penyertaan modal tersebut — yang sudah dituangkan dalam perda dan hingga sekarang , tahun 2020 — tidak pernah cair.
Pihak Mayo, ungkap Muslih, sangat memahami kasus yang menimpa dulu. Jadi mereka tidak mempermasalahkannya.
Saat ini Muslih dipercaya untuk mengawasi pekerjaan pengolahan air di Semarang Barat.
Seperti dikutip Kontan.co.id, proyek ini bakal mulai beroperasi pada 2021. Skema kerjasamanya adalah bangun-guna-serah dengan total investasi sebesar Rp458 miliar dengan jangka waktu kerjasama dua tahun masa konstruksi dan 25 tahun untuk masa operasi.
Sistem Pengolahan Air Minum Semarang Barat bakal memproduksi air bersih yang diperuntukkan bagi masyarakat di Kecamatan Semarang Barat, Ngaliyan, dan Tugu.
Kapasitas produksinya sebanyak 1.000 liter per detik yang dialirikan ke 70.000 kepala keluarga.
Proyek public private partnership ini merupakan yang kedua setelah sebelumnya dilakukan PT Aetra Air Tangerang.
Moya Holding sendiri merupakan perusahaan yang sudah mengembangkan lima perusahaan air swasta di Indonesia.
Lima Perusahaan air swasta ini antara lain, PT Moya Tangerang, PT Moya Bekasi, PT Aetra Air Jakarta, PT Aetra Air Tangerang dan PT Autico Air Indonesia.
Moya Holding sendiri merupakan perusahaan yang tercacat di Singapura. Kemudian di bawah itu ada Moya Indonesia Holdings Pte. Ltd yang menjadi induk bagi lima perusahaan pengelolaan air swasta di Indonesia.
Muslih saat ini juga sering bolak balik Jakarta – Tangerang untuk mengawasi pekerjaan pengembangan air bersih di sana bekerja sama dengan
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Benteng Kota Tangerang untuk meningkatkan kapasitas ketersedian air di Zona satu.
Kerja sama tersebut menargetkan peningkatan kapasitas ketersediaan air mencapai 2.000 litre per second (lps) atau 172,800 meter kubik per hari di zona satu, yang mencakup kecamatan Neglasari, Cipondoh, Benda, Batuceper, dan Tangerang hingga Bandara Internasioal Soekarno Hatta.
Untuk mencapai itu, Moya Tangerang juga terlibat dalam hal membangun, mengoperasikan, dan menyalurkan instalasi pengolahan air dan pengembangan jaringan pipa ke seluruh Kota Tangerang.
Nantinya, Moya Tangerang harus menyediakan total kapasitas air mencapai 950 lps atau sekitar 82,080 meter kubik per hari dan menginstal sambungan ke pelanggan PDAM Tangerang. SKR
Discussion about this post