BANJARMASIN, AKTUAL – Sidang lanjutan kasus suap penyertaaan modal PDAM Bandarmasih dengan terdakwa Direktur Utama PDAM Bandarmasih Muslih dan Manajer Keuangan Trensis di Pengadilan Tipikor Banjarmasin, Kamis ( 14/12/17 ), dengan agenda pemeriksaan terdakwa, menghadirkan sejumlah saksi yang meringankan.
Kasus penyertaan modal PDAM juga melibatkan Iwan Rusmali, mantan Ketua DPRD Kota Banjarmasin dan Andi Effendi, anggota DPRD Kota Banjarmasin. Mereka pada September lalu ditangkap KPK karena kasus suap.
Dihadapan majelis hakim hakim yang diketuai Sihar Hamonangan Purba dan dua hakim anggota, Afandi Widarijanto dan Dana Hanura, konsultan PDAM se-Indonesia Audelta mengungkapkan, Muslih merupakan sosok yang berani dan luar biasa dalam mengambil langkah untuk kemajuan pelayanan air bersih. “ Ditangan Muslih, PDAM Bandarmasih maju dan berkembang pesat sehingga berhasil meningkatkan pelayanan air bersih sampai 100 persen,” katanya.
Tidak hanya meningkatkan pelayanan, ungkap Audelta, dalam rekrutmen karyawan pun dilakukan transparan. Tidak ada titipan, sehingga langkah Muslih banyak ditiru PDAM se Indonesia.
Atas dedikasinya dalam meningkatkan pelayanan air bersih, Muslih pun dipercaya menjabat Wakil Ketua Perpamsi.
“ Muslih sosok luar biasa dalam memajukan PDAM, dia berhati singa, dan pantang menyerah untuk kemajuan instansi yang dipimpinnya. Dengan terjadinya kasus ini Banjarmasin kehilangan aset terbaiknya. Bahkan Perpamsi se Indonesia,” ungkap Audelta.
Kepada majelis hakim, Audelta mengaku sudah lama mengenal Muslih, yang dikenal sebagai pekerja keras. “ Dedikasi Muslih dalam dunia PDAM sangat tinggi, dan itu dibuktikan dengan banyaknya prestasi yang diperoleh PDAM Bandarmasih selama ini,” kata Audelta.
Direktur Eksekutif Persatuan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia (Perpamsi), Anshari Mardiono – sebagai saksi meringankan lainnya — mengatakan, kinerja PDAM Bandarmasih selama dipimpin Muslih termasuk paling bagus dan terbaik di Indonesia hingga saat ini, dan mendapat sejumlah penghargaan dari pemeritah pusat.
Sementera itu, Ketua Penasihat Tim Investasi Kota Banjarmasin, DR H Jafri mengungkapkan penyertaan modal sangat diperlukan PDAM Bandarmasih dalam memenuhi cakupan pelayanan 100 persen bagi pelanggan di Banjarmasin.
PERLU PENYERTAAN MODAL
Untuk meningkatkan pelayanan PDAM Bandarmasih ke depan, Muslih terus melakukan langkah-langkah, antara lain ingin membangun tempat pengambilan air baku di sungai Tabuk. Dan kini di sana, sebagian pipa distribusi sudah terpasang.
Dengan meningkatnya jumlah masyarakat yang mengajukan permohonan sambungan baru, maka PDAM terus berupaya membangunan jaringan pipa baru, dan secara perlahan mengganti pipa yang lama. Selain itu terus mencari sumber dana untuk pembangunan sumber air baku.
Sumber dana yang diharapkan tersebut, antara lain penyertaan modal Pemko Banjarmasin yang dituangkan dalam Perda penyertaan modal sebesar Rp 1triliun secara bertahap, yang akhirnya membawa Muslih dan Trensis menjadi pesakitan.
Konsultan PDAM se-Indonesia Audelta mengungkapkan, untuk meningkatkan pelayan air bersih memang diperlukan dana yang tidak sedikit. Karena itulah, kata dia, diperlukan bantuan pemerintah daerah.
“ PDAM tidak mampu berdiri sendiri dalam mengelola keuangan, tanpa bantuan dari Pemerintah Kota,” katanya.
Bayangkan, lanjut Audelta, pipa yang dipasang PDAM dalam tanah sepanpang 1000 kilometer berapa biayanya?. “ Andai satu kilometer pipa biayanya Rp 1 miliar, kan banyak biayanya,” ungkap Audelta.
PDAM di manapun, tidak akan mampu mengelola keuangan untuk pembangunan tanpa melibatkan pemerintah daerah.
Contoh, sejumlah PDAM di Kalimantan Selatan hingga kini, ada yang tidak pernah maju dalam peningatkan pelayanan air bersih karena tidak didukung penyertaan modal pemerintah daerah. “ Salah satunya PDAM di Kabupaten Peleihari,” demikian Audelta. * SKR
Discussion about this post