” Dan setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun. (QS. Al-A’raf: 34)
BEGITU petikan bunyi surah Al-A’raf : 34. Soal mengenai ajal yang merupakan salah satu takdir dan sudah ditentukan Allah SWT bahkan sebelum manusia tersebut dilahirkan.
Minggu ( 23/4/2023 ), telepon selulerku berdering kencang, padahal aku baru saja memejamkan mata, karena sebelumnya memikirkan sahabat terbaikku Kadiskominfo Tanah Bumbu Ardiansyah yang terkulai lemah di RS Ansyari Saleh Banjarmasin karena mengidap serangan jantung.
” Bapak ( maksudnya Ardiansyah) meninggal dunia,” kata istri almarhum, Rusdiana Ardiansyah sekitar pukul 23.30.
Betapa terkejutnya aku, hampir tidak percaya, tapi nyata. Kenapa? Sebelumnya kami bersama ikut melakukan penyerahan bantuan korban kebakaran Ponpes Asrama Putri Al- Amin di Banjarmasin, Rabu ( 19/4/2023 ).
Setelah acara tersebut almarhum balik ke Tanah Bumbu dan aku pulang ke rumah di Banjarmasin. Kemudian, lalu kudengar kabar Pak Ardiansyah masuk RS Marina di Tanah Bumbu karena serangan jantung. Satu hari sempat dirawat di RS Marina, oleh sang istri dibawa ke RS Ansyari Saleh Banjarmasin.
Masuk pagi, di RS Ansyari Saleh almarhum sempat WA-an sama aku, katanya, sebelum dadanya sakit didahului dengan sakit kepala. Kemudian meminum salah sakit kepala, dan drop.
Tidak sampai sehari dirawat di RS Ansyari Saleh, Ardiansyah menghembuskan nafas terakhir sebelum dilakukan pemasangan ventilator.
Menurut Rusdiana kepergian almarhum begitu cepat.
” Kami memohon doa sebanyak- banyaknya kepada kerabat dan sahabat almarhum,” kata Rusdiana sambil menyeka air matanya.
Sebelum dipasangkan ventilator ( mesin untuk membantu pernapasan), keluarga berunding lebih dulu. Masalahnya dipasang atau tidak karena masing-masing mempunyai resiko yang sama, dan
hingga meninggal dunia karena saturasi oksigen menurun sampai 80 an padahal sudah menggunakan oksigen maksimal.
” Pemasanganpun direkomendasikan oleh dokter jantung dan sudah disetujui keluarga inti dan pasien. Sampai suami ulun meninggal. ” ungkap Rusdiana sedih.
Bupati Tanah Bumbu Zairullah Azhar sendiri, kata Rusdiana, hadir di RS Ansyari Saleh ketika almarhum hendak dibawa ke rumah duka.
Semua sahabatnya merasa kehilangan dengan meninggalnya Ardiansyah, apalagi aku. Sangat shock. Karena, mungkin hampir semua orang tahu, setiap pagi almarhum menjemputku pergi ke kantor.
Demikian juga ketika balik kantor almarhum Ardiansyah menyambangiku.
Tidak hanya aku, katakanlah seperti Eryanto Rais, Kepala Bapenda Tanah Bumbu, mengaku sangat kehilangan sahabat terbaik. ” Almarhum semasa hidupnya sangat baik kepada siapapun, dan murah senyum,” ungkap Eryanto Rais.
Sementara Kepala Dinas Perkimtan Ansyari Firdaus yang menghantarkan ke tempat peristirahatan terakhir mengatakan, almarhum orang baik, orangnya sabar, bergaul dan menganggap bawahan seperti kawan / sahabat.
” Walau tidak lama bersama beliau di Kecamatan Mantewe, namun sangat berkesan selama menjadi bawahan beliau,” ujarnya.
Almarhum Ardiansyah, jelas Ansyari Firdaus, penah jadi atasannya sewaktu bekerja di Kecamatan Mantewe 2009. Waktu itu, almarhum menjabat Camat Mantewe dan Ansyari Firdaus pertama menduduki jabatan struktural eselon IV.b .
” Jadi Kasubag Perencanaan Keuangan dan Pelaporan, merangkap sebagai Bendahara Pengeluaran Kecamatan Mantewe. Waktu itu bupatinya Zairullah Azhar periode 2005-2010, sebagai bupati pertama Tanah Bumbu,” ungkap mantan Kadis PUPR Tanah Bumbu itu.
Sementara itu, Direktur RSUD DHAAN ( Amanah Husada) Tanah Bumbu dr. Muhammad Yandi Noojaya mengungkapkan, dia sangat terkejut dengan meninggalnya Ardiansyah.
” Kepergian beliau begitu cepat, mari kita doakan,” katanya.
Selamat jalan, sahabat terbaik ku. Semoga, kamu tenang dan damai dialam sana.
Aku sering mendengar keluhanmu ketika kita bertugas bersama, soal jantungmu yang perih, sehingga perlu berobat ke Banjarmasin.
Sekarang, kamu tidak perlu lagi berobat ke Banjarmasin, karena penyakitmu sudah hilang bersama jasadmu. Alfatihah. RSB-01/.Desy
Discussion about this post