BANJARMASIN, aktualkalsel.com — Pengamat Politik dari Universitas Islam Kalimantan (Uniska) Arsyad Al-Banjari Banjarmasin Uhaib As’ad menilai usia peserta pilkada — pada perebutan kursi kepala daerah — tidak berpengaruh pada pilihan masyarakat.
Dibanding faktor usia, pengaruh karakteristik kepemimpinan dan pengalaman politik lebih menentukan dalam mengambil simpatik masyarakat pada pilkada.
” Dari segi pengalaman, Syafruddin berbanding jauh dengan Zairullah yang memiliki satu akselerasi jangkauan politik lebih luas,” ungkapnya seperti dikutip dari koranbanjar.net, Minggu (27/9/2020).
Zairullah Azhar dan Syafruddin ( foto/ist )
Masalah usia sama dengan soal nomor urut, tidak ada relevansi signifikan. Secara teori, kalau tua itu menguntungkan, lebih muda lebih untung.
Tetapi yang dilihat lebih penting di sini soal karakteristik kepemimpinan dan pengalaman politik.
Zairullah merupakan penjabat Bupati Tanbu pertama (2003). Sedangkan Syafruddin merupakan kakak kandung dari bupati kedua Tanah Bumbu, Mardani Maming (2010).
“Posisi Zairullah itu menjadi sosok yang patut diperhitungkan, bukan hanya di lokal Tanah Bumbu, bahkan dia sudah memiliki penjelajahan politik di Kalsel serta nasional,” katanya
Kendati demikian, menurut Uhaib, hal itu tidak menjadi penentu kemenangan dalam pilkada.
Sebab, faktor ketokohan dan usia tidak bisa menjadi pertimbangan yang signifikan bagi masyarakat dalam menentukan pilihannya.
Lantas apa yang paling berpengaruh dan menentukan dalam memenangkan pilkada? Menurut dia, faktor dukungan finansial mempengaruhi ketokohan itu dan mempengaruhi pilihan politik publik.
” Kalau publik mau jujur tentu saja Tanbu tetap melihat pengalaman Zairullah menjadi bupati,” demikian Uhaib As’ad. Edwan
Discussion about this post