BANJARMASIN, AKTUAL — Pembangunan drainase di gang Bandarmasih RT 14, Kelurahan Kuin Utara, Kecamatan Banjarmasin Utara dikeluhkan warga setempat.
Proyek ini kabarnya milik Kementerian Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang ( PUPR), yang hingga kini tidak jelas siapa pelaksananya.
Pembangun drainase di Gang Bandarmasih merupakan kelanjutan dari pembangunan sejumlah drainase di sejumlah gang yang ada di wilayah Kuin Utara.
Sebelum di Gang Bandarmasih, pekerjaan drainase juga dilakukan di sekitar Jl Kuin Utara. Tujuannya, untuk mengantisipasi banjir.
” Di gang kami dibangun drainase, persis ditengah jalan, dengan alasan untuk mengantisipasi banjir, ” ungkap Odon Selamat — salah satu warga Gang Bandarmasih –kepada AKTUAL, Kamis ( 30/ 8/18 ).
Alasan pembangunan drainase untuk mengantisipasi jika terjadi banjir, menurut Odon, tidak akal, karena disamping Gang Rahmat ada sungai pasang surut.
Akibat pembangunan drainase tersebut, jalan di gang Rahmat yang tadinya baik menjadi rusak.
Kasus seperti ini juga terjadi sebelumnya , dan ketika dikonfirmasi dengan pihak Pemko Banjarmasin, mereka menjelaskan itu bukan proyek dan tanggungjawab mereka.
Berdasarkan pemantauan AKTUAL, pekerjaan drainase di Gang Bandarmasih hampir separo jalan selesai.
Saat ini pekerjaan tersebut belum bisa dilanjutkan karena sebagian warga di gang itu menolak.
Ketua Rt.14 Kelurahan Kuin Utara, Ma’ah ketika dikonfirmasi tidak membantah jika sebagian warganya menolak dan mempertanyakan proyek tanpa papan proyek itu.
” Sebelum pekerjaan dimulai, saya sudah rapat dengan warga dan mengundang kontraktornya.
Saya memberikan pemahaman kepada warga jika proyek ini merupakan program pemerintah, ” katanya tanpa menyebut siapa kontraktor pelaksana, dan uangnya bersumber dari mana?
Dia tidak membantah, jika warga merasa kesal, karena pekerjaannya lamban.
” Maksudnya, pekerjaan yang sudah terlanjur dikerjakan, selesainya lamban, ” kata Ma’ah, ketua RT pertama di kampung Kuin.
Sementara itu, anggota Komisi III DPRD Kota Banjarmasin Matnor Ali mengatakan, pembangun drainase di daerah Kuin Utara, dari awal sudah banyak yang mempertanyakannya.
” Siapa kontraktornya, lama pekerjaan, dananya bersumber dari mana, tidak transparan,” ungkapnya.
Politisi Partai Golkar itu mengungkapkan, sejumlah daerah di Banjarmasin yang rawan resapan air sangat, perlu drainase. Tapi tidak dibikinkan dan justru daerah kuin yang sungainya cukup luas dibangun, ” ungkapnya.
Idealnya, tegas Matnor Ali, yang punya gawi proyek ini harus melakukan evaluasi. Apakah pekerjaan pembangunan drainase tepat sasaran ?.
Dari informasi yang diterima Matnor Ali, dalam pekerjaan drainase sangat lamban, karena mereka tidak fokus satu pekerjaan yang ditangani.
” Agar suatu pekerjaan bisa diterima masyarakat, seharusnya sosialisasi dimantapkan, ” demikian Matnor Ali. Edwan Muhammad
Discussion about this post