Kok
BANJARMASIN, AKTUAL – Dalam rangka memperingati hari jadi Kota Banajrmasin yang ke 493, Pemerintah kota Banjarmasin melaksanakan kegiatan Press Conference untuk menyongsong pelaksanaan City Sanitasi Summit(CSS) XIX serta Apeksi Inklusi dimana Kota Banajrmasin sebagi tuan rumah, di Rumah Anno Siring Piere Tendean, Rabu (11/9/2019).
Dalam Press Confence Walikota Banjarmasin Ibnu Sina menyampaikan, tepat dihari jadi Kota Banjarmasin tahun ini akan berbarengan dengan pelaksanaan CSS yang akan dihadiri 491 dari 492 lebih walikota dan bupati Se Indonesia.
“Jadi yang kita undang 491 anggota Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia, salah satunya kota DKI. Kehadiran mereka ini sekaligus nantinya, akan menghadiri perayaan puncal peringatan hari jadi Kota Banjarmasin di Balaikota, pada tanggal 24 September 2019,” kata Ibnu
Pada pelaksanaaan CSS di Kota
Banjarmasin ini, akan membahas isu-isu tentang pengelolaan sanitasi atau pengelolaan air limbah.
Sementara itu, Direktur eksekutif AKKOPSI Josrizal Zain mengatakan, AKKOPSI ini didirikan oleh enam kota di Indonesia salah satunya Kota Banjarmasin dan juga salah satu wilayah dengan kondisi Sanitasi terbaik di antara 492 anggota Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI).
Hal tersebut dikarenakan upaya Pemko Banjarmasin yang terus menggenjot perbaikan perilaku masyarakat untuk tetap hidup sehat yang dimulai dari pembenahan air limbah.
“Banjarmasin sudah cukup maju dalam hal sanitasi, tapi soal sanitasi tetap menjadi tantangan ke depan,” katanya.
Hal tersebut ia sampaikan karena instalasi yang dikelola Perusahaan Daerah Pengolahan Air Limbah (PD PAL) Banjarmasin hanya mencapai 99 persen.
“Hanya kurang 1 persen untuk mencapai kata sempurna,” katanya.
Padahal, dia menyebutkan, sanitasi merupakan permasalahan kebutuhan dasar manusia, dan sampai saat ini menjadi persoalan terbesar di Indonesia.
Ibnu terus berkomitmen agar masalah pelayanan instalasi air limbah tidak berpengaruh pada perekonomian daerah dan infrastruktur.
Tak hanya limbah, infrastruktur utama di sektor sanitasi yang dimaksud adalah instalasi pengelolaan air limbah domestik, instalasi pengelolaan lumpur tinja, tempat memproses air sampai, tempat pengelolaan sampah 3R dan drainase lingkungan.
Beberapa indeks tersebut, ketika dikelola dengan baik maka bisa meningkatkan derajat daerahnya di mata dunia terutama Indonesia.
“Wali kota yang peduli dengan sanitasi bisa meningkatkan derajat dan ekonomi daerah,” ungkapnya.
Kendala pengelolaan sanitasi tak hanya menjadi tantangan kepala daerah saja. Manajemen internal perusahaan serta peningkatan pelanggan turut menjadi fokus agar suatu daerah dinilai maju dalam hal perekonomian hingga infrastruktur.
Keberhasilan Pemko Banjarmasin dalam mengelola sanitasi tersebut bakal ditularkan kepada ratusan kepala daerah yang mengikuti CSS XIX pada 23 September nanti.
“Banjarmasin menjadi contoh keberhasilan mengelola sanitasi yang baik. Dari beberapa indeks ditangan Ibnu Sina, Banjarmasin berhasil dan akan dilihatkan nanti di CSS XIX,” katanya. Edwan
Discussion about this post