BANJARBARU,Aktualkalsel.com – MAJU sebagai kandidat kedua di Pilkada Banjarbaru 2015, Darmawan Jaya mendampingi Nadjmi Adhani (kini almarhum). Berdua mereka maju melalui jalur independen. Hasilnya, luar biasa! Tanpa dukungan partai mereka berhasil menumbangkan kandidat petahana atas nama Ruzaiddin Noor.
Keunggulan Nadjmi-Darmawan mencatat sejarah baru bagi perpolitikan di Banjarbaru. Mereka menang secara gemilang, menghentikan langkah sang petahana yang hendak menuju dua periode.
Di pilkada lima tahun lalu itu, memang, Nadjmi-Damawan bukan satu-satunya pasangan dari jalur independen yang tampil. Setidaknya ada beberapa nama lainnya. Di Kotabaru ada pasangan Alfidri Supian Nor-Syafrin Masrin dan M Iqbal Yudianor-Syahiduddin. Bahkan di Balangan ada dua pasangan kandidat, juga untuk Pilkada Guburnur ada nama Muhidin-Faridz.
Kemudian di Pilkada Walikota Banjarmasin ada pasangan Rojiansyah-Budiayanto. Dari para independen di Kalsel itu hanya Nadjmi-Darmawan yang berhasil unggul, hebatnya lagi menyisihkan petahanan. Tercatat pula duet ini yang pertama dalam sejarah pilkada Kalsel sebagai pasangan independen yang terpilih sebagai kepala daerah.
Kemenangan Nadjmi-Darmawan disebut-sebut tidak bisa dilepaskan dari sosok sang calon walikota yaitu Nadjmi Adhani yang sudah sangat familir di kalangan masyarakat kota tersebut. Dia seorang birokrat mumpuni yang pernah dua kali menjabat sebagai camat. Di Kecamatan Banjarbaru Selatan dan Kecamatan Landasan Ulin. Pernah pula menjadi lurah. Bahkan, dalam tugasnya meraih prestasi yang tidak sembarang: camat teladan.
Adalah Darmawan Jaya yang mendampingi Nadjmi saat itu merupakan sosok seorang pengusaha politisi. Ketika mendaftar ke KPU Banjarbaru keduanya harus melepas status karier masing-masing: Nadjmi mundur dari birokrat sedangkan Darmawan meninggalkan kursi dewan-nya di kota berjuluk ‘Kota Idaman’ itu.
Setelah lima tahun menjalani tugas sebagai walikota dan wakil walikota Banjarbaru, keduanya pun bersiap kembali maju di Pilkada 2020. Persiapan sudah fit, mereka digadang-gadang bakal menjadi kandidat yang akan dengan mudah menguasai ‘panggung politik lima tahunan’ ini. Bahkan, bursa Pilkada Banjarbaru 2020 sempat diprediksi bakal ‘dingin’ karena tidak ada pesaing yang ‘seru’.
Tetapi manusia boleh berencana apik, namun takdir Alloh jua yang berlaku. Di penghujung masa kepemimpinan pasangan independen ini, mereka disudahi oleh maut. Tak terduga, Nadjmi yang waktu itu tengah bersemangat menyelesaikan tugasnya sebagai walikota, menjadi korban keganasan copid 19.
Setelah sempat lebih sepekan dirawat di rumah sakit, Alloh SWT memanggilnya pulang. Tak lama selang bulan dengan kepergian sang ayahnda nya.
Bukan hanya Darmawan yang berduka cita tetapi seluruh masyarakat Kota Banjarbaru.
Kepergian Nadjmi untuk selamanya, mengubah peta politik Pilkada Banjarbaru 2020. Pasangan petahana yang bersiap tetap berdampingan untuk memperpanjang periode kepemimpinan, menjadi tercerai. Mereka gagal mengulang sejarah kepemimpinan Abdul Wahid-Husairi, dari Kabupaten Hulu Sungai Utara yang memimpin dua periode dengan pasangan tidak berubah. Ajeg.
Tetapi, duka mendalam warga Banjarbaru itu sama sekali tak meredupkan riak riak bursa perebutan kursi Kota Idaman Satu. Bahkan, menjadi lebih meriah setelah pekan-pekan berlalu. Beberapa nama baru pun muncul, dan nama lama yang sempat surut, tampil kembali. Namun, pertanyaan public yang terbanyak tetap dialamatkan ke Darmawan. Akankah dia tampil sebagai kandidat nomor satu menggantikan posisi alm Nadjmi?
Ternyata ini menjadi satu pertanyaan dengan dua jawaban. Pertama, Darmawan tetap maju. Dan, jawaban keduanya adalah tetapi bukan di posisi orang pertama melainkan tetap sebagai wakil. Sang wakil yang petahana mendampingi H Martinus. Seorang birokrat tingkat provinsi. Dia pernah menjadi kepala dinas cukup lama di pemerintahan Gubernur Rudy Ariffin, bahkan ketika Pilkada Banjarbaru 2015 berlangsung pria ini posisinya sebagai pj walikota Banjarbaru.
Akankah perjalanan politik Darmawan Jaya Setiawan sebagai petahana akan sebaik karir Husairi, yang menjadi wakil bupati HSU dua periode?
Gambaran prediksinya adalah Pilkada Banjarbaru 2020 diikuti tiga pasangan kandidat. Masing-masing mempunyai investasi nama figure yang kuat. Ketika undian pengambilan nomor peserta pilkada berlangsung, urutan nomor satu dimiliki pasangan kandidat H Gt Iskandar Sukma Alamsyah-Irwansyah didukung Partai Golkar, PKB dan PKS. Iskandar adalah politisi kawakan Partai Golkar yang menuver politiknya dikenal sering tak terduga.
Kemudian di urutan kedua, HM Aditya Mufti-Wartono. Aditya merupakan politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang juga putra Gubernur Kalsel 2005-2010-2015 H Rudy Ariffin. Aditya sebenarnya sempat menjadi calon kandidat yang paling awal merilis berita ketertarikannya ikut pilkada. Namun kemudian urung, dan maju lagi setelah meninggalnya Nadjmi Adhani. Tiga parpol siap memenangkan mereka adalah Gerindra, PPP dan PDI-P.
Di urutan ketiga ditempati Martinus-Darmawan dengan partai pengusung Nasdem, PAN dan Partai Demokrat.
Dari tiga pasangan yang masing-masing punya figure andalan ini, pasangan siapakah yang akan mengalahkan pasangan siapa akan terjawab pada 9 Desember 2020.
Sekadar tebak polling, empat bulan sebelum pemungutan suara yg digelar 9 Desember 2020 satu lembaga survey merilis pasangan Martinus-Dermawan berada di posisi teratas. Tetapi dalam empat bulan berikutnya peta survey atau polling tentu sangat bisa berubah karena mesin tim sukses masing-masing bergerak tangkas. Uumsri
Discussion about this post