DIA merupakan pimpinan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Balangan yang paling lama bertugas di sana. Sebelum memenangi Pilkada 2015 untuk menjadi bupati periode 2016-2021, Ansharuddin adalah wakil bupati di masa kepemimpinan Bupati Syefek selama dua periode.
Syefek merupakan bupati yang memenangi dua kali pilkada. Walau dua kali maju dan dua kali menang, namun dia tetap mempertahankan wakil yang sama. Padahal bagai menjadi ‘tradisi pilkada’ setiap petahana yang maju biasanya ikut tren politik ‘ganti periode ganti wakil’. Sangat jarang terjadi petahana yang bertahan dengan ‘satu pasangan’ di dua periode kepemimpinan.
Jarang bukan berarti tidak ada sama sekali, memang, sebab di Kalimantan Selatan, selain Syefek yang mempertahankan sang wakil sampai dua periode ketika menjabat bupati, adalah H Abdul Wahid HK yang juga mempertahankan sang wakil dalam memimpin Kabupaten Hulu Sungai Utara dua periode.
Dengan dua kali di posisi wakil bupati plus masuk satu periode sebagai bupati, jadilah Ansharuddin membukukan catatan sebagai pimpinan kabupaten terlama di Kalimantan Selatan. Dengan tiga kali dilantik sebagai unsur pimpinan kabupaten, dia hampir menyamai rekor yang dicatat gubernur Kalsel periode 2005-2010-2015 H Rudy Ariffin juga tiga kali dilantik sebagai pimpinan wilayah.
Bedanya Rudy selalu di posisi orang nomor satu. Dua kali sebagai gubernur Kalimantan Selatan dan sekali sebagai bupati Banjar. Ketika Rudy Ariffin dua periode memimpin Kalsel di rentang tahun yang sama Ansharuddin menjadi wakil bupati Balangan mendampingi Syefek Effendi.
Akankah Pilkada Balangan 2020 ini mampu memperpanjang kepemimpinan Ansharuddin? Dari yang sekarang tiga periode menjadi empat periode? Bila itu terjadi maka dialah pemegang rekor tak terkalahkan dalam perjalanan empat kali pilkada di sana. Disapu habis.
Tetapi sesungguhnya rekor terbanyak dilantik sebagai pimpinan wilayah adalah atas nama Rudy Resnawan. Dia pernah dilantik dua kali sebagai walikota Banjarbaru periode 2000-2005-2010 dan dua kali dilantik sebagai wakil gubernur masing-masing untuk masa kerja 2010-2015 mendampingi Gubernur Rudy Ariffin serta 2016-2021 mendapingi Gubernur H Sahbirin Noor.
Pilkada di Balangan lima tahun lalu itu sangat menarik untuk dicermati. Ada sejumlah kandidat yang kesohor ikut di bursa tersebut. Selain Ansharuddin yang memang sudah diprediksi lama oleh kalangan masyarakat di sana, juga ada dua nama lainnya yang sama sama berpeluang memenangi pilkada waktu itu.
Pertama, yang agak
mengejutkan adalah majunya Dimas Febriandia yang tidak lain adalah putra Syefek Effedi, kemudian ada nama Abdul Hadi, politisi kawakan setempat yang tercatat sebagai ketua Partai Perstuan Pembangunan (PPP) sekaligus sebagai ketua DPRD setempat.
Ketiga pasangan kandidat dengan nama besar ini semakin menarik karena masih ditambah dua pasangan lagi dari jalur independen. Maka, menjelang pendaftaran yang dibuka Komisi Pemilihan Umum (KPU) setempat beredar santer ada lima pasang kandidat yang akan bersaing dalam perebutan posisi Balangan Satu.
Pertama, Ansharuddin-H Syaifullah yang didukung lima partai politik. Kemudian Dimas Febriandia-HM Yusuf juga diusung partai politik, kemudian Abdul Hadi- H Nasrudin juga usungan parpol dan dua pasang dari jalur independen masing-masing H Suhardi-H Syabirin dan H Riduan-H Rusli Abbas.
Hanya saja hari-hari terakhir penutupan pendaftaran yang dibuka KPU Balangan, Abdul Hadi lebih memilih mempertahankan posisinya sebagai ketua DPRD Balangan dan urung maju. Langkah ketua DPC PPP Balangan ini didahului oleh calon wakilnya yang tak hendak ikut di kancah politik lima tahunan ini.
Urungnya Abdul Hadi ikut di Pilkada Balangan 2015, membuat prediksi tentang siapa yang akan merengkuh kekuasaan di kabupaten itu mengerucut menjadi dua nama kuat yaitu pasangan Ansharuddin-Syaifullah dan Dimas-HM Yusuf. Dimas walaupun ibarat ‘pemain pilkada’ masih berbau kencur namun di belakangnya ada nama penuh kharisma yaitu Syefek Effedi, bupati Balangan 2005-2010-2015.
Ada yang menyebut, langkah bupati dua periode ini mencoba ‘membangun dinasty’ di pemerintahan setempat dengan memajukan nama sang anak, ‘terinspirasi’ oleh apa yang terjadi di pemerintahan Kabupaten Tanahlaut dua tahun sebelumnya.
Kini, Ansharuddin digadang gadang sebagai petahana yang sangat kuat. Sempat digoyang kasus hukum di Polda Kalsel pada masa kepemimpinannya, ternyata tak mengurangi kokoh langkahnya sebagai petahana untuk dipilih kembali. Apalagi, dia yang berpasangan dengan M Nor Iswan menjadikan Pilkada Balangan 2020 sebagai head to head karena diikuti hanya dua pasangan kandidat.
Petahana yang didukung Partai Golkar, PKS, PAN, Gerindra dan Partai Bulan Bintang ini berhadapan dengan H Abdul Hadi-H Supiani dengan pengusung PPP, PDI-Perjuangan, Partai Nasdem dan Partai Demokrat. Uumsri
Discussion about this post