BANJARMASIN aktualkalsel.com–Rasulullah bersabda: tidaklah hari hari terbaik yang diberikan Alloh kepada para umatnya Nabi Muhammad SAW tidak ada yang lebih baik melebihi dari sepuluh hari pertama di Bulan Dzulhijjah.
“Inilah sepuluh hari yang disebut Rasulullah dalam sabdanya itu sebagai hari hari emasnya kaum muslimin, yang tidak dimiliki umat lain,” ujar Ustadz H Riza Rahman dalam tausiah majelis taklim ibu ibu di Masjid Al Jihad Banjarmasin akhir Bulan Dzulkaidah 1444 H atau bertepatan dengan pertengah Juni 2023.
Rasulullah, menurut ulama di Banjarmasin ini, sangat menganjurkan kepada umatnya untuk memperbanyak amal ibadah dan perbuatan baik di sepuluh hari pertama Bulan Dzulhijjah ini. Di mana Alloh SWT akan melipatgandakan pahalanya mengalahkan ibadah di sepuluh hari terakhir Ramadhan.
Namun dalam perbandingan dengan amalan sepuluh hari terakhir Ramadhan ini, menurutnya, ulama sepakat itu hanya untuk siang harinya tidak dengan malamnya, karena di malam malam seluluh hari terakhir Ramadhan ada malam Lailatul Qadar yang istimewa, yang kebaikannya lebih baik dari seribu bulan.
Bahkan, ujar Ustadz Riza Rahman, tentang keutamaan hari hari emas di sepuluh awal Dzulhijjah ini, sahabat pernah membandingkannya dengan pahala jihad.
“Tentang ini Rasulullah menjawab masih lebih baik dari pahala jihad, kecuali mereka yang berjihad itu turun di medan peperangan melawan musuh Alloh SWT dengan hartanya, dengan jiwanya hingga dia gugur di medan peperangan itu. Setara itulah pahala untuk amalan di hari hari emas ini,” jelas Ustadz Riza Rahman lagi.
Suatu hari, ujar Riza Rahman, Rasulullah ditanya sahabatnya lagi tentang pahala jihad di medan perang itu. Adakah amal ibadah yang segara dengan pahala berjihad di medan perang melawan musuh Islam? Maka Rasulullah menjawab ada tetapi tidak mungkin bisa dilakukan manusia. Dan, Rasulullah baru merinci bentuk ibadah yang dimaksud setelah sahabat kepo menanyakannya tiga kali.
“Pahala yang setara dengan orang yang berangkat berjihad itu adalah ketika ada orang yang membaca Alquran atau berpuasa sunnah atau melakukan sholat sunnah bertutut tanpa jeda sejak berangkatnya para mujahid berperang sampai mereka kembali. Dan menurut Rasulullah itu mustahil karena harus dilskukan tanpa jeda,” jelas Ustadz Riza lagi.
Padahal, peperangan yang berlangsung paling pendek waktunya di masa Rasulullah ada Perang Uhud dimana mulai berangkat dari Madinah hingga kembalinya pasukan yang dipimpin Rasulullah dari Madinah itu antara lima atau enam hari.
“Mustahil orang bisa berpuasa tanpa berbuka selam enam hari itu. Dan, semewah itulah pahala yang diberikan Alloh hanya kepada umat Nabi Muhammad untuk bisa mencapainya yaitu dengan beramal ibadah di sepanjang sepuluh hari pertama Bulan Dzulhijjah,” kata ulama ini lagi.
Maka, ujarnya, adalah cara cerdas untuk menargetkan amal ibadah yang besar hingga tibanya 10 Dzulhijjah dimana umat Islam ikut merayakan Hari Arafah yaitu Idul Adha. Misal, dengan memperbanyak membaca Alquran, ibadah sholat sunnah, zikir atau sedekah baik dengan harta, tenaga bahkan hanya dengan senyuman atau perbuatan yang membuat orang lain bahagia. Yukz ikutan.uumsri/foto net
Discussion about this post