BELUM masuk kategori ekstrem memang, tetapi jembatan yang tergolong baru di Kora Banjarmasin ini cukup mendebarkan dan memicu adrenalin bagi pengendara yang melintasinya.
Inilah jembatan yang menghubungkan kawasan Jl Sulawesi dan Antasan Kecil Barat menuju kawasan Masjid Jami Sungai Jingah. Tergolong pendek tetapi punya ketinggian lengkung punggung lumayan. Jauh dari landai.
Sebenarnya ini konsep jembatan kembar, namun karena baru selesai satu ruas maka hanya dilewati satu arus dari arah Jl Sulawesi ke Masjid Jami Sungai Jingah dan seterusnya di arah timur. Sedangkan arus dari timur menuju Jl Sulawesi dan AKB masih melintasi jembatan lama persis disampingnya yang lebih rendah.
Tetapi bukan itu faktor utamanya hingga jembatan satu arah ini faktanya sangat ruwet bagi pengendara, dan rawan musibah. Bahkan ruwet pula untuk dipetakan dengan kata-kata pun kalimat.
Oprit ujung jembatan bagian barat, misalnya, merupakan pertemuan antara arus lintasan lurus dari dari Jl Sulawesi dengan tikungan Antasan Kecil Barat (AKB). Pengendara yang tergesa gesa dari tikungan AKB bisa mengagetkan arus dari Jl Sulawesi. Sebaliknya yang dari arah AKB bisa tersentak dengan laju kendaraan yang datang bukan dari Jl Sulawesi melainkan dari muara Pasar Lama yang langsung memotong lintasan jalan oprit jembatan bagian barat tadi. Ini kerap mempertemukan kendaraan dari tiga arah, persis ketika hendak naik jembatan.
Keruwetan berikutnya ketika turun jembatan menuju arah Masjid Jami. Pengendara disambut dinding beton tinggi pembatas jalan dengan deretan ruko. Jadi harus sedikit ke kanan lalu rajam belok ke kiri. Sementara dari sisi kiri jembatan kerap muncul kendaraan dari arah AKB menuju Masjid Jami dan dari sisi kanan pengendara dari arah Pasar Lama juga menuju Masjid Jami. Di oprit jembatan arah Barat inilah pengendara dari tiga arah tadi berpapasan dan berebut ruas jalan dengan arus yang datang dari arah Masjid Jami.
Keruwetan juga dirasakan pengendara yang datang dari arah Madjid Jami menuju Pasar Lama atau dari arah timur ke barat. Sebab persis hendak naik jembatan lama mereka bertemu dengan pengendara dari arah AKB yang berada di kolonng jembatan baru serta arus dari jalan kecil di sebelah kiri jembatan lama. Ada persimpangan empar arus di sini.
Padahal pada jam jam berangkat dan pulang kerja dan sekolah, padatnya minta ampun. Hebatnya jarang ada polantas di sana kecuali ‘pak ogah’ yang berdiri di persimpangan kolong jembatan tadi. Uumsri
Discussion about this post