BANJARBARU, AKTUAL – Dihadiri mantan ibu Negara Dra Hj Sinta Nuriyah Wahid, Gubernur Kalimantan Selatan dua periode ( 2005 – 2015 ) Rudy Ariffin menggelar sahur bersama wartawan di pooldeck Grand Dafam Q Jotel Banjarbaru, Minggu (26/5/2019), dinihari.
Menurut Rudy Ariffin sahur bersama para awak media – yang dilaksanakan hampir setiap Ramadhan — untuk menjaga tali silaturrahmi dengan para wartawan. “ Kami sejak jadi gubernur hingga purna tugas selalu menggelar sahur bersama, agar bisa selalu terjalin tali silaturrahmi dengan para wartawan,” katanya.
Rudy mengungkan , selama menjadi orang nomor satu di Kalimantan Selatan, wartawan sangat membantu dalam tugasnya. Kritikan yang disampaikan wartawan bukan hal yang negatif, tapi merupakan masukkan untuk lebih baik lagi dalam memipin Kalimantan Selatan.
“Saya bersyukur yang tiada terhingga kepada Allah S.W.T. karena Allah mempertemukan saya dengan para wartawan di Kalimantan Selatan, ” ucapnya sebelum dilakukan sesi tanya jawab wartawan dengannya.
Sahur bersama juga dihadiri anggota DPR RI Aditya Mufti Ariffin, Wakil Ketua DPRD Provinsi Kalimantan Selatan Hasbullah, Ketua PWI Kalimantan Selatan Zainal Helmi.
Sinta Nuriyah Wahid mengajak masyarakat menjadikan Ramadhan sebagai momentun memadamkan kobaran api kebencian dengan merajut kembali tali persaudaraan sesama anak bangsa usai Pemilu 2019.
Dia mengatakan, pemilu memang telah membuat jurang perbedaan yang menjurus pada perpecahan.
” Saatnya kita kembali dalam kebersamaan, kerukunan, saling menghormati, menghargai dan tolong menolong sesama anak bangsa Indonesia,” kata isteri preisen keempat Abdurrahman Wahid itu.
Pada Ramadhani, kata dia, amalan-amalan yang dilaksanakan bisa membuat diri lebih tenang dan dekat dengan Allah SWT.
” Hakikat puasa yaitu ajaran moral dan budi pekerti yang luhur. Karena puasa mengajarkan tentang kesabaran, kejujuran, keikhlasan, saling bertolong-tolongan. Dimana kita harus bisa merasakan bagaimana saudara kita yang dalam keadaan kurang beruntung harus kita tolong,” jelas wanita yang dianugerahi gelar ‘Ibu Bangsa’ oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Kongres Wanita Indonesia (Kowani) itu. Edwan Muhammad
Discussion about this post