USAI melaksanakan sholat subuh, Kamis ( 14/11/2019 ) lalu, aku bergegas turun ke lobi utama apartemen Sudirman Park menemui salah seorang security. ” Tolong pak panggilkan aku taksi, aku mau ke stasiun Gambir, ” pintaku.
Tidak berapa lama mobil taxi Gamya menjemputku persis di muka lobi utama. ” Mau ke mana Pak, ” tanya Sampurno, pengemudi taksi Gamya. ” Tolong antar saya ke stasiun Gambir,” jawabku.
Ketika aku meninggalkan apartemen menuju stasiun Gambir waktu menunjukkan pukul 04.30Wib, sedangkan kami berjanji di sana bertemu pukul 05.00 Wib.
Karena pada waktu tersebut diperkirakan kereta yang membawa Muslih dari Purwokerto sampai di stasiun Gambir.
Ah, kata bathinku, masih ada waktu 30 menit lagi.
eh. ternyata, tidak demikian, bis datang 30 menit dari jadwal yang sudah ditentukan.
Separo perjalanan menuju stasiun kulewati, handphoneku berdering.Dan ternyata panggilan dering itu dari Muslih.
” Sudah sampai ma om, ” tanya Muslih. ” Sebentar lagi sampai, bos ulun, ” jawabku sambil bercanda.
” Oke, kutunggu di muka pintu utama stasiun,” kata Muslih.
Dan, baru turun dari taxi yang membawaku ke sana, Muslih dari kejauhan nampak melambai lambaikan tangannya. Aku pun bergegas berlari mendekatinya.
Kami berpelukan.
Muslih adalah sahabatku dari dulu, jauh sebelum menjabat sebagai Direktur Utama PDAM Bandarmasih periode 2010-2017.
Selama memimpin PDAM Bandarmasih tingkat pelayanan air bersih hampir mencapai 100 persen. Dan menjadi salah satu percontohan PDAM terbaik di Indonesia .
Banyak gagasan Muslih untuk meningkatkan pelayanan air bersih di Banjarmasin kala itu. Salah satunya adalah perlunya modal yang cukup besar untuk mengganti pipa-pipa yang sudah tua, terutama di wilayah Banjarmasin Barat.
Kemudian bersama Pemko Banjarmasin, digagaslah Perda mengenai penyertaan modal untuk PDAM yang kemudian disampaikan ke DPRD Kota Banjarmasin .
Untuk memuluskan perda tersebut Muslih diminta oknum pimpinan dewan sejumlah uang.
Saking semangatnya mencari tambahan modal untuk peningkatan pelayanan air bersih, termasuk mengganti pipa sudah tua dan membangun instalasi baru, Muslih mengiyakan.
Berawal dari sinilah, ” cerita ” Muslih berubah. Bersama oknum pimpinan dewan Muslih ditangkap KPK pada September 2017 dengan tuduhan suap guna memuluskan Perda tersebut.
Padahal dalam kasus ini, tidak satu rupiahpun ada kerugian dari Pemko sendiri dan Muslih mendapatkan keuntungan pribadi.
Ironinya, sudah dua tahun lebih, Perda penyertaan modal Pemko Banjarmasin untuk PDAM hingga sekarang tidak jalan.
Usai menjalani hukuman Muslih banyak ditawari sejumlah PDAM di Indonesia untuk menjadi konsultan. Ibarat berlian, dilempar kecomberan tetaplah berkilau, dan dicari banyak orang.
Saat ini jadwal mantan wakil ketua Perpamsi itu cukup padat. Melalui Perpamsi, Muslih harus memenuhi permintaan sejumlah PDAM untuk berbagi ilmu. ” Alhamdulillah. Saya sekarang sering diundang ke sejumlah PDAM untuk memberikan pelatihan, berbagi pengalaman dalam upaya meningkatan pelayanan PDAM, ” kata mantan Dirtek PDAM bandarmasih itu.
Beberapa hari lalu, Muslih memberikan pelatihan di PDAM Bekasi, Purwokerto ( PDAM Banyumas), dan minggu depan ke Sleman, Yogyakarta .
Selain menjadi narasumber di sejumlah PDAM di Pulau Jawa , Muslih sudah dilamar PDAM Surabaya untuk menjadi konsultan di sana.
Discussion about this post