BANJARMASIN aktualkalsel.com–Sempat menjadi simbol metropolis Kota Banjarmasin, gedung berlantai lima ini kini menjelma bagai ‘bangunan horor’ di jantung ibukota Provinsi Kalimantan Selatan.
Tepatnya berada di sisi perempatan jalan paling strategis yang mempertemukan Jl Lambungmangkurat-Jl Pangeran Samudera gedung tinggi ini sejak tragedi 23 Mei 1997 tak kunjung mampu kembali ke masa kejayaannya sebagai pusat bisnis ‘pencakar langit’ pertama di kota ini.
Sebelum 25 tahun lalu, di sana hadir sebuah pertokoan paling moderen di Kalimantan: Junjung Buih Plaza! Sejumlah tenan bergengsi seperti Gelael Supermarket serta waralaba makanan dan ice cream yang mendunia berada di lantai 2. Di lantai dasarnya didominasi hall yang luas, full AC dikelilingi dinding kaca tembus pandang ke hiruk pikuk arus jalanan yang mengelilingi tiga sisi bangunan itu.
Satu unit rangkaian eskalator atau tangga bergerak hadir sebagai akses ke lantai atas. Itulah teknologi tangga moderen yang pertama milik Kalimantan Selatan, bahkan di provinsi tetangga pun belum ada. Bukan hanya jadi kebanggan tetapi juga menjadi simbol moderenisasi fasilitas umum di kota ini.
Tak hanya pusat perbelanjaan bergengsi yang menempati gedung itu. Di lantai dasarnya berbagi dengan resepsionis, front office, bar serta ruang tunggu sebuah hotel bintang empat. Lagi lagi fasilitas modern untuk Banjarmasin pertama kalinya hadir di sini yaitu kelom renang indoor yang berada di lantai 3 hotel ini.
Berukuran cukup luas sebagai view dari balik kamar kamar hotel, swimming pool ini bukan hanya menjadi fasilitas bagi tamu hotel tetapi kerap dijadikan sebagai spot fotomodel bergaya di depan kamera.
Tetapi gemerlap fasilitas moderen itu hanya bertahan beberapa tahun. Tragedi 23 Mei 1997 di Banjarmasin meruntuhkan semuanya. Gedung itu menjadi titik besar kejadian pada Jumat sepanjang siang hingga malam itu. Entah bagaimana bangunan beton nan kokoh itu bisa menjadi terbakar akibat amuk massa yang menandai berakhirnya masa kampanye Pemilu di tahun ini. Bukan hanya seluruh materi yang ada di sana tak bisa diselamatkan tetapi juga ada korban jiwa.
Hari hari setelah tanggal itu, dari gedung tadi masih mengeluarkan asap dan percikan api. Bahkan hingga beberapa tahun kemudian sempat teronggok hitam. Tak ada lagi pusat pertokoan dan hotel di sana. Untuk hotel yang persis berdampingan dengan gedung Bank Indonesia Banjarmasin, sempat menggeliat hendak bangkit dengan nama baru: Hotel A (Hotel Arum), tetapi itu tak bertahan lama. Seiring dengan pertimbuhan hotel hitel bintang di Banjarmasin, hotel di gedung yang jadi korban diam tragedi 23 Mei 2022 itu justru tak mampu hidup. Redup kemudian tak ada lagi hadir di sana.
Kini, gedung ini tampak seperti nuansa ‘horor’. Disana sini mengalami kerusakan parah, di dinding tingginya bahkan ditumbuhi belukar. Sepertinya mantan pusat pertokoan moderen ini tak mampu lagi bangkit.(uumsri)